Laman

Rabu, 17 Maret 2010

Apakah Teori Itu?

Bahan Perkuliahan Konseling Individual
Pengampu MK. M.Darsyah Akhmadi.M

Apakah Teori Itu?


A. Pemaknaan dan Kesalahpahaman

“Apakah teory itu? Adalah pertanyaan yang diwilayah jangkauannyasangat rumuit dan berbau filosofis, sama artinya dengan pertnyataan, apakah konseing itu?. Namun demikian istilah teori juga merupakan istilah yang banyak dibincangkan berbagai kalangan ketika menyoal sesuatu, baik dalam ranah (tatanan) ilmu pengetahuan ataupun kehidupan sehari-hari. Penggunaannya apabula dicermati memperlihatkan trend tertentu, paling tidak teori selalu dikatikan dengan sesuatu yang abstrak teoritis. Yang pada tataran tertentu menimbulkan keragaman tafsir bahkan antipati serta ejekan di dalamnya. Istilah ’teory” sering digunakan oleh anak muda atau kalangan lainnya untuk mencela mereka yang selalu berbicara pada tataran abstrak, sulit dipahami dan tidak pernah berpijak di alam kenyataan/emprik. Ungkapan yang lazim adalah “ah itu sih teori”.

Terdapat memahamn bahwa istilah “teori” bukanlah sesuatu yang harus dijelaskan, tetapi sebagai sesuatu yang seolah-olah sudah dipahami maknanya. Bahkan teori sering ditafsirkan sebagai istilah yanpa makna apabila tidak berait dengan kata hukum, ekonomi, pendidikan dan lain-lain, sehingga kata yang menjadi pedanannya menjadi (seolah-olah) lebih bermakna ketimbang istilah/makna teori itu sendiri. Teori pada akhrrnya hanya menjadi kajian kebahasaan atau metodologi.



Ada kesimpang siuran (meski dalam wacana ini bukan sesuatu yang dianggap negative tumoang tindih dalam penggunaan istilah teori, misalnya degan istilah konsep, model, aliran, pardigma, dogma, doktrin dan istilah lainnya
Pada tataran tertentu penggunaan istilah teori banyaj yang tidak tepat dan asal-asalan, hanya untuk memberikan kesan bahwa hal itu terlihat ilmiah.

Mengapa itu terjadi paling tidak ada tiga alasan; pertama, istilah teori bukan lagi makna eksklusif, yang digunakan dalam ilmu penteahuan untuk menjelaskan fenomena atau keadaan tertentu, namun lebih merupakan istilah umum (sehari-hari) yang dibicarakan oleh siapa saja. Kedua, kemrumitan dan sedemikian tipisnya batasan makna yang terkandung di dalam banyak peristilahan yang disebutkan di atas, sehingga menimbulkan kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaannya, Ketiga, yang merupakan hal yang penting seberapa ketat sebetulnya, setiap orang menggunakan peristilahan ini dalam kajian keilmuannya. Artinya seberapa jauh dia terikat untuk menggunanakannya dengan pakem yang ada, atau sebaliknya.

1
2

Teori berssal dari kata “theoria” dalam bahasa latin yang berarti ”perenungan” yang pada gilirannya berasal dari kata ”thea” dalam bahasa Yunai yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut dengan realitas” Dari kata dasar the ini pula dating kata modern “teater” yang berarti pertunjukkan atau tontonan , Dalam banyak literatur, beberapa akhli menggunakan kata ini untuk menunjukkan bangunan berpikir yang tersusun sistematis, logis (rasional, empiris (kenyataan), juga simbolis.

Menurut Shorter Oxford Dictionary “teori” mempunyai beberapa definisi, yang salah satunya lebih tepat sebagai suatu disiplin akademik “suatu skema atau system gagasan atau pernyataan yang dianggap sebagai penjelasan atau keterangan dari sekelompok fakta atau fenomen …. Sesuatu pernyataan tentang sesuatu yang dianggpap sebagai hokum, prinsip, atau penyebab sesuatu yang diketahui atau diamati.

Menurut Neuman, “teoru” adalah suatu system yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan mengorganisasi pengetahuan tentang dunia. Ia adalah cara yang ringkas untuk berpikir tentang dunia an bagaimana dunia itu bekerja. Bagi Sarantakos, teori adalah, suatu set/kumpulan/koleksi/gabungan “proposisi” yang secara logis terkait satu sama lain dan diuji serta disajiakan secara sistematis. Menurutnya teori dibangun dan dikembangkan melalui research dan dimaksudkan untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena.

Dengan mendasarkan kepada pendapat Malcolm Waters maka teori hendaknya meliputi semua prangkat pernyataan yang disusun dengan sengaja yang dapat memenuhi kriteria :

a Pernyataan itu harus abstrak
b Pernyataan itu harus tematis
c Pernyataaan itu harus konsisten secara logika
d Pernyataan itu harus dijelaskan
e Pernyataan itu harus umum pada prinsifnya
f Pernyataan-pernyataan itu harus independen
g Pernyataan-pernyataan itu secara substantif harus valid.

Bagi semua ahli, teori adalah seperangkat gagasan yang berkembang di samping mencoba secara maksimal untuk memenuhi kriteria tertentu, meski mungkin saja hanya memberikan kontribusi parsial bagi keseluruhan teori yang lebih umum.

Secara umum, ada tiga tipe teori formal, substantif dan positif. Teori formal adalah yang paling inkusif. Teori formal mencoba menghasilkan suatu

3

skema konsep dan pernyataan dalam masyarakat atau intraksi keseluruhan
manusia yang dapat dijelaskan (diterangkan). Seringkali teori tertentu mempunyai karakter yang paradigmatik, yaitu mencoba untuk menciptakan agenda keseluruhan untuk praktek teoritis masa depan terhadap klaim paradigma yang berlawanan, teori juga seringkali mempunyai karakter yang fondasional, yaitu mencoba untuk mengindentifikasikan seperangkat prinsip tunggal yang merupakan pincak untuk kehidupan dan bagaiamana semuanya dapat diterangkan.

Teori subtantif, sebaliknya kurang inkusif. Teori ini mencoba untuk tidak menjelaskan secara keseluruhan tetapi lebih kepada menjelaskan hal yang khusus, misalnya saja tentang hak oekerja, dominasi politik, tentang kelas, komitmen agana atau perilaku yang menyimpang.

Teory posiptivistik, Teori ini mencoba untuk menjelaskan hubungan
impris santaravariabel dengan menunjukkan bahwa variabek-varabel itu dapat disimpulkan dari pernyataan-pernyataan yang spesifik, karena teori ini sangat menfokuskan pada hubungan-hubungan empirik tertentu, temuan-temuan tentunya yang belum terbukti mempunyai pengaruh.

Jadi pada hakikatnya teori adalah :

1 Pemahaman tentang hal-hal dalam hubungannya yang universal dan ideal antara satu sama lain. Berlawanan dengan eksistensi faktual dan/atau praktek.
2 Prinsif abstrak atau umum dalam tubuh pengetahuan yang menyajikan suatu pandangan yang jelas dan sistematis tentang beberapa materi pokoknya, sebagaimana dalam teori seni dan teori atom.
3 Model atau prinsip umum, abstrak dan ideal yang digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala, sebagaimana dalam teori seleksi alam;
4 Hipotesis, suposisi atau bangun yang dianggap betul dan yang berlandaskan atasnya gejala-gejala, sebagaimana dalam teori seleksi alam;
5 Dalam filsafat ilmu pengetahuan, teori berpijak pada penemuan fakta-fakta maupun pada hipotesis. Dalam bidang ilmu alam, suatu deskripsi dan penjelasan fakta didasarkan atau hukum-humum dan sebab-sebab niscaya, mengkuti konfirmasi fakta-fakta itu dengan pengalaman dan percobaan (eksperimen). Deskripsi ini sifatnya pasti non-kontradiktoris, dan matematis (jika mungkin). Bagaimanapun juga, sejauh penjelasan-penjelasan semacam ini mungkin, tetapi sesungguhnya tidak meniadakan penjelasan lainnya, ia tetap merupakan hipotesis yang kurang lebih probable. Hanya bila bukti dikemukan sedemikian rupa sehingga penjelasan tertentu merupakan satu-satunya penjelasan yang sepadan dengan fakta-fakta, maka penjelasan itu sungguh-sungguh mencapai tingkat teori.





Mengawal Kujujuran Pelaksanaan UN (Tempo Edisi 8-14 Maret 2010)

Kejujuran dan prestasi menjadi kata kunci dalam pelaksanaan UN 2010 kenapa pilihannya jatuh pada jujur dan prestasi?

Jawabnya, karena fakta di lapangan menunjukkan tingkat kejujuran dalam pelaksanaan UN belum memuaskan.

Ada tiga kategori yang telah ditetapkan untuk mengukur tingkat kejujuran, kategori putih, abu-abu, dan hitam.

Untuk mengukur obyektivitas, validitas, dan relaitas mutu hasil UN, Kementerian Pendidikan Nasional telah mengembangkan metode analisis pola jawaban peserta ujian untuk mengidentifikasi ada-tidaknya intervensi dari luar atau ketidak jujuran peserta ujian dalam menjawab soal sewaktu penyelenggaraan ujian.

CARANYA?, Dengan meilhat pola jawaban peserta ujian Pengertian pola jawaban peserta ujian adalah suatu pola jawaban dari wejumlah peserta ujian dalam mengerjakan suatu tes setelah diberi kunci jawaban atau skor.
Bila peserta ujian menjawab tes secara jujur berdasarkan kemampuannya, jawaban yang salah antar peserta ujian cenderung tidak terpola. Sebaliknya bila peserta ujian mengerjakan soal tidak jujur, menyontek, diberitahu atau saling memberitahu, maka jawaban yang salah cenderung terpola atau sama.

Melalui cara inilah pemerintah mengawal kejujuran dalam pelaksanaan UN, dan pada titik inilah sesungguhnya UN dapat dikembangkan menjadi suatu sisten dan alat yang tepat dalam rangka pengendalian mutu pendididkan (qualty control) dan perbaikan mutu pendidikan (quality improment) pada tiap satuan pendidikan.
Intinya UN bertujuan memadukan antara penentu kelulusan siswa serta peta atau data kualitas pendidikan. Jadi selain menentukan kelulusan siswa, UN juga bisa dipakai sebagai peta, sehingga kalau nanti dari hasil UN ada sekolah-sekolah tertentu yang kondsinya tidak bagus, termasuk tingkat kejujurannya rendah, maka bisa dilakukan intervensi untuk meningkatkan keualitas sekolah itu.

Cara lain dalam mencegah terjadinya kecurangan adalah pengawasan dan pengamanan akan diperketat, mulai dari penggadaan soal, distribusi soal, pelaksanaan ujian di setiap runag ujian, sampai penilaian. (MDA) Allah hualam.