Laman

Jumat, 05 Maret 2010

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Oleh. M.Darsyah AM
Dosen Prodi Bimbingsn Konseling & Pendidikan Ekonomi
STKIP Muhammadiyah Sampit


Judul : ‘UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI
PENERAPAN HUKUMAN’

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari debab disiplin merupakan hal yang komplek dan banyak kaitannya antara pengetahuan, sikap, dan prilsku, Kebenaran dan kejujuran, tanggung jawab, dan sebagainya adalah beberapa aturn disiplin kemasyarakatan yang harus dipelsjri, disikapi, dan ditegakkan.
Terpeliharnya disiplin tidsk lepas dari terpenuhinya atau kebutuhsn demus pihsk. Peserta didik memiliki banyak kepentingan, guru memiliki banyak kepentingan, demikian juga sekolah/ Permasalahannya adalah bagaimana kepeningan-kepentingan dari masing-masing pihak dapat terpenuhi dan dapat disekaraskan agar tidak terjadi bentoran/
Pada umumnya istilah “Disiplin” mengzndung arti hukuman. Kita mendisiplinkan si pembuat gaduh. Pembicaraan ini bukan hanya uraian tentang hukuman bagi mereka yang kita anggap gagal melainkan juga mengenai pencegahan timbulnya ketidaktertiban di dalam kelas, Dapatkah seorng guru menghindari timbulnya kesulita-kesulitan di dalam kelas? Tidak dapat. Tetapi
1
2
seorang guru dapat menguranginya,dan bila terjadi dapat menangganinya secara tepat dan efisien. Pedoman tradinsional yang biasanya diberikan dalam situasi demikian yaitu “Program pelajaran yang menarik perhatian akan mencegah timbulnya masalah kedisiplina. Beberapa diatara masalah kedisiplinan yang paling rumit akan timbul apabila guru tidak yakin akan kedudukan. Disiplin yang baik adalah terjelmanya aktivitas yang mampu mengatur diri kepada terciptanya pribadi dan potennsi social berdasarkan pengalaman-pengalaman sendiri.Pemeliharaan disiplin disiplin dewasa ini pada dasarnya adalah bagaimana membantu anak mengembangkan disiplin dan menerima pusat pengendalian disiplin,
B Identifikasi Masalah
Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu, antara lain nilai-nilai keagamaan, tradisional, kekuasaan, subyektif, dan rasional, yang semuanya saling berkaitan.
Sedangkan berdasarkan kenyataan yang sering kita jumpai di dalam kelas, dalam guru mendisiplinkan anak kurang itensitas dalam menerapkan suatu

3
hukuman dan juga di dalam menerapkan suatu hukuman kurang diperhitungkan atau dipertimbangkan.
Ngalim Purwanto (1997 : 191) berpendapat bahwa hukuman itu harus hukuman yang paidagogis, yang syarat-syaratnya, maka antara lain : 1) dapat dipertanggungjawabkan, 2) bersifat memperbaiki, 3) tidak bersifat ancaman, 3) jangan melakukan hukuman badan, 4) jangan menghukum pada waktu kita sedang marah, 5) hukuman dapat dirasakannya sendiri sebagai kedudukan yang sebenarnya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah-masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1 Apakah penerapan hukuman dapat meningkatkan kedisiplinan siswa
2 Sejauhmanakah penerapan hukuman dalam mendisiplinkan siswa?

D. Batasan Istilah
Berdasarkan identifikasi dari aspek, syarat dalam penerapan hukuman dalam mendisiplinkan siswa, maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada penggunaan hukuman yang baik

E.Tujuan Penelitian.
Secara eksplisit tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas guru Kelas dalam mendisiplinkan siswa melalui penerapan hukuman, dan juga untuk mengetahui sejauhmana intensitas hukuman yang diterapkan.
4
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, sesuai dengan kepentingan masing-masing yaitu :
1 Bagi para guru hasil penelitisn ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan re-orientasi dalam menegakkan disiplin, sehingga dieproleh teknik yang tepat dalam menerapkan suatu hukuman
2 Bagi peneliti dan bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik untuk selanjutnya dijadikan dasar dalam menentukan teknik-teknik yang dapat dalamm menegakkan kedisiplinan siswa dan dapat dijadikan dasar dalam usaha penerapan suatu hukuman bagi siswa.
D. Defenisi Operasional Ubahan
Di dalam proposal peneitian tindakan kelas ini yang dimaksudkan dengan :
1 Disiplin adalah : Menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan tata tertib karena di dorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
2 Tata tertib : Menunjuk pada patoksn atau standar untuk aktivitas khisus. Misalnya penggunaan pakaian seragam, mengikuti upacara bendera, peminjaman buku perpustakaan (Suharsimi Arikunto, 2993 :122-123)
3 Hukuman : Suatu yang mengurangi frekuensi perbiuatan yang mendahuluinya (Maman Rakhmanm 19988 : 64)


5
4 Hukuman adalah : Penderitaan yang diberikan/ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran kejahatan, kesalahan (Ngalim Purwanto, 1997 : 186)
5 Siswa yang dimasud dalam proposal tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD.Ngeri-1 Mntawa Baru Hulu Sampit

















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Disiplin
Disiplin dalam arti luas mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuiakan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap linkungan
Disiplin timbul dari kebuuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang ingin dilakukan oleh individu dan apa yang diinginkan individu dari orang lain sampai batas-batas tertentu dan memenuhi tunutan oran lain dan dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan dari perkembangan yang lebih luas. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Diantara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban baru kemudian pengertian disiplin. (Suharsimi Arikunto, 1993 : 114).
Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena di dorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar. Disiplin atau siasat menunjuk pada seseorang dalam mengikuti
peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Disiplin kelas adalah keadaan tertib suatu kelas yang di dalamnya
6
7
tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan. (Maman Rachmat, 1998 : 168).
Pendektan dsiplin yang dapat dilakukan guru harslah :
1 Mengambarkan prinsip-prinsip paidagogik dan hubungan kemanusiaan
2 Mengembangkan dan membentuk profesionlisme personel dan sosial lulusan
3 Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan konrol dari peserta didik
4 Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada kecurigaan dan kecemasan
5 Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta didik. (Maman Rachmat, 1998 : 170;171).
B Pengertian Hukuman
Hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru,dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran kejahatan atau kesadaran. (Ngalim Purwanto, 1997 : 186)
Hukuman dalam konteksnya sebagai alat pendidikan hendaklah :
1 Senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran
2 Sedikit banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan
3 Diberikan untuk kpentingan anak itu sendiri.
C Syarat-syarat hukuman yang paidogogis
Telah dikatakan bahwa hukuman dan menghukum itu bukanlah soak perorangan, melainkan mempunyai sifat kemasyarakatan. Hukuman tidak dapat dan tidak boleh dilakukan sewenang-wenang menurut kehendak seseorang tetapi
8
menghukum itu adalah suatu perbuatan yang tidak bebas, yang selalu mendapat pengawasan dari masyatakat dan negara,
Adapun syarat-syarat hukuman yang paidagogik itu antara lain :
1 Tiap-tiap hukuman hendaknya dapat dipertanggungjawabkan
2 Hukuman itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki
3 Hukuman itu tidak boleh bersifat ancaman atau pembalasan dendam
4 Janagan menghukum pada waktu kita sedang marah
5 Tiap-tiap hukuman harus diberikan dengan sadar Sn sudah diperhitungkan terlebih dahulu.
6 Jangan melakukan hukuman badan
7 Hukuman tidak boleh merusakkan hubungan baik antara si pendidik dengan anak didiknya

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberian secara tepat dan pijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip=prinsip pemberian hukuman (Sardimanm 1995 : 93).

D. Prinsip-prinsip hukuman yang dikemukakan oleh Ornstein (1990).
Enggen (1994)
adalah
1 Hukuman diberikan secara hormat dan penuh pertimbangan
2 Hindarksn prmbrian hukuman pada saat marah ata emosional
3 Hukuman diberiksn pada awal kejadian dan pada akhir kejadian
9

4 Hindari hukumsn ysng bersifst badaniah
5 Jangan menghukum kelompok/kelsd spsbils kesalahan dilkuksn oleh seseorsng
6 Beriksn kejelasan alasan mengsps hukuman diberiksn
7 Jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman
8 Yakini bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan
9 Pelajari tipe hukuman yang diijinkan sekolah
10 Jangan menggunakan standar hukuman ganda
11 Jangan mendemdan
12 Konsisten dengan pemberian hukuman
13 Jangan mengancam pemberian hukuman
14 Jangan mengancam dengan ketidak-mungkinan
15 Jangan memberi hukuman berdasar selera

E. Jenisjenis Hukuman menurut Emmer dalam Suharsinimi, 1993, adalah :
1 Pengurangan skor atau penurunan peringkat
2 Pengurangan Hak
3 Hukuman berupa denda
4 Pemberian celaan
5 Penahanan sesudah sekolah
6 Pengsekoran
10
8 Pengiriman kepada orang tua
Sikap guru demokratis merupakan kondsi terbinanya kebiasaan berlaku tertib. Sikap ini akan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut terlibat dalam menegskkan disiplin sekolah ikut bertanggung jawab, dan ikut memperhatikan aturan yang telah dipikirkan dan ditetapkan bersama.

F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan penjelasan di atas terutama berbgai prinsip-prinsip dalam menerapkan suatu hukuman, maka peneliti mencoba mengemukakakn hipotesis tindakan dalam peneleitian ini adalah ; dengan menerapkan suatu hukuman yang tepat dapat meningkatkan kedisiplinan siswa.












BAB III
METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 5 Baamang Hilir Sampit dengan maksud untuk mengetahui sejauhmana peranan hukuman dalam peningkatan kedisiplinan siswa.

B. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri-1 Baamang Hilir Sampit pemilihan SD tersebut didasarkan pada :
1 SD negeri-1 Baamang Hilir Sampit menjadi tempat wiyata bakti bagi peneliti, sehingga hasil penelitian ini bukan saja nermanfaat bagi peneliti, tapi akan besar manfaatnya bagi guru kelas yang bersangkutan dan bagi sekolah tersebut.
2 Peneliti adalah mahasiswa program S1 proram studi Pendidikan Ekonomi STKIP Muhammadiyah Sampit yang wiyata bakti di SD negeri=1 Baamang Hilir Sampit sehingga sudah terjalin keakraban dengan para guru SD tersebut. Ini tentu saja akan memperlancar jalannya penelitian tindakan kelas yang telah peneliti siapkan.
3 Jumlah siswa tersebut (kelas III) ideal bagi pelaksanaan proses penelitian tindakan kelas ini tidak terlalu besar (cukup)
12
4 Sikap terbuka terhadap rencana penelitian yang telah peneliti siapkan dan kepala sekolah dan para guru.

C. Personil Penelitiam
Penelitian ini dilaksanakan oleh satu tim yang terkait dari tiga orang, yaitu :
1 Peneliti : sebagai pelaksana terselenggaranya proses peneitian
2 Guru Kelas : sebagai observator dan fasilitator terhadap proses
pengajaran, penelitian ini berlangsung disamping itu ,
memberikan pertimbangan-pertimbangan secara umum
terhadap pelaksanaan penelitian.
3 Kepala Sekolah : memberikan support dan membantu pelaksanaan
monitoring dan refleksi dari proses penelitian tindakan
kelas ini.
D. Desain Penelitian
Penelitianini bertujuan untuk mengunkap seberapa tingkat intensitas hukuman dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.

E Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan
pengamatan dan observasi yang salama ini telah berlangsung (instrumen terlampir)



13
F Metode Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik analisa kualitatif, dengan maksud untuk memperoleh gamabaran tingkat kedisiplinan siswa dengan penerpan hukuman.

G Rancanagan Tindakan
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan rancanagan tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart, 1988. Di dalam rancanagn tersebut ada beberapa tahap yang peneleiti lakukan, tahapan tersebut antara lain :
1 Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatunya berkenaan dengan pelaksanaan penelitian yang akan diambil, baik dalam segi persiapan, strategi, penerapan.
2 Tindakan I (Pertama)
Di dalam melaksanakan tindakan pertama ini peneliti melakukan pengamatan. Selama proses pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengadakan observasi tentang seberapa jauh hukuman terhadap kedisiplinan siswa.
3 Refleksi
Berdasarkan hasil observasi terhadap tindakan pertama, peneleiti bersama guru kelas mengkaji dan mengadakan refleksi untuk melihat ssejauhmana intensitas hukuman terhadap kedisiplinan siswa serta melihat
14
kekurangan dan kebaikannya dalam rangka memperbaiki pada tingkatan pertama.
4 Tindakan II (Kedua)
Konsep yang akan dilaksanakan melalui tindakan kedua ini ialah tetap dengan penerapan hukuman yang pedagogis tetapi lebih di perberat/diperbesar pursinya, misal pada tindakan pertama siswa diminta menulis satu halaman folio lalu pada tindakan kedua diminta menulis dua halaman foloi, pemnerian hukuman sepadan dengan kesalahan siswa. Di samping itu juga peneiti mengadakan observasi tentang tingkat kedisiplinan siswa setelah diberi hukuman apakah ada perubahan atau tidak.
5 Evaluasi
Berdasarkan pada tindakan pertsma, refleksi, dan pelaksanaan tindakan kedua, maka peneliti dan guru kelas mengadakan evaluasi pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilakukan dalam rangka menarik kesimpulan akhir.

H Analisis Data
Di dalam penelitian tindakan kelas ini peneleiti menggunakan analisis data kualitatif.

I Kriteria Keberhasilan
Hasil penelitian ini berhasil bila siswa yang diberi tindakan secara sadar tidak mengulangi perbuatannya lagi dan bila siswa yang dikenai tindakan tadi

15
tetap saja tidak beribah, itu berarti meningkatkan kedisiplinan melalui penerapam hukuman kurang efektif.





















DAFTAR PUSTAKA

1 Rachman Maman, (1998) Manajemen Kelas Departemen Pendidikan dan Kebudayaa,
2 Purwanto Ngalim (1997) Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung PT Remaja Rosdakarya bandung.
3 Sardiman, A.M. (1995) Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta Rajawali Pers.
4 Kasbolah Kasihani (1998) Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
5 Suryosubroto, B (1995) dasar=Dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah jakarta PT. Prima Karya.